7 Ketegangan Yang Terjadi Akibat Dari Perang Dingin
Selasa, 17 Mei 2011
Perang Dingin (1947–1991) adalah sebutan bagi sebuah periode dimana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang antara lain koalisi militer, ideologi, psikologi dan tilik sandi, militer, industri dan pengembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir dan persenjataan, dan masih banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pasca perang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal. Perang Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi, perestroika dan glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991.
Dan berikut ini kami sajikan ke-7 ketegangan yang terjadi akibat dari perang dingin versiAssant Magazine :
7 : Krisis Iran
Krisis Iran tahun 1946 terjadi akibat penolakan Uni Soviet untuk mundur dari wilayah Iran yang diduduki Tentara Merah sejak 25 Agustus 1941. Setelah invasi Jerman ke Uni Soviet pada Juni 1941, Britania Raya dan Uni Soviet menduduki Iran sebagai pencegahan. Tujuan lain yang tidak secara umum dinyatakan, adalah diperlukannya wilayah Iran sebagai gerbang pengiriman perjanjian sewa pakai terhadap Uni Soviet. Shah diturunkan dan dibuang ke Mauritius. Putranya, Mohammad Reza Pahlavi, menjadi raja baru. Iran juga digunakan Britania Raya dan Amerika Serikat sebagai jalur persediaan untuk Uni Soviet.
Pendudukan Iran dijadwalkan berakhir setelah Jerman menyerah, tetapi ketika perang berakhir tahun 1945, pemimpin Soviet Joseph Stalin menolak mundur dari Iran. Ia juga berusaha membagi Iran dan mendirikan dua "Republik Rakyat Demokratik" di Iran, yaitu Republik Rakyat Azerbaijan yang dikepalai oleh Sayyid Jafar Pishevari dan Republik Mahabad dibawah Pesheva Qazi Muhammad.
Dibawah tekanan Amerika Serikat, Uni Soviet terpaksa mundur dari Iran. Iran menduduki kembali Mahabad dan Azerbaijan. Pemimpin Azerbaijan di Iran melarikan diri ke Republik Soviet Sosialis Azerbaijan, dan pemimpin Republik Mahabad dihukum mati. Konflik ini merupakan salah satu peristiwa pertama Perang Dingin dan merupakan salah satu faktor meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
6 : Perang Saudara Yunani
Perang Saudara Yunani (1946-1949) adalah perang antara pasukan pemerintah Yunani, yang didukung oleh Britania Raya, Amerika Serikat, dan Tentara Demokratik Yunani, cabang militer dari Partai Komunis Yunani (KKE). Ini adalah hasil dari perjuangan yang sangat terpolarisasi antara kaum kiri dan kanan yang mulai dari tahun 1943 dan ditargetkan kekosongan kekuasaan pendudukan Jerman-Italia selama Perang Dunia II. Salah satu konflik pertama Perang Dingin, menurut beberapa analis ini merupakan contoh pertama pascaperang campur tangan Barat dalam politik internal negara asing. Selengkapnya...
5 : Perang Saudara Kamboja
Perang Saudara Kamboja adalah konflik yang terjadi antara tentara Partai Komunis Kampuchea dan sekutu mereka Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) dan Front Nasional Pembebasan Vietnam Selatan melawan pemerintah Kamboja yang didukung ole Amerika Serikat dan Republik Vietnam (Vietnam Selatan).
4 : Krisis Rudal Kuba
Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi antara tahun 1962 yang terjadi sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Krisis ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri.
Pada bulan September 1962, Nikita Khruschev, Perdana Menteri Uni Soviet, menyatakan kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy bahwa setiap serangan berikutnya terhadap Kuba akan dinilai sebagai tindakan perang. Tidak lama kemudian, Uni Soviet segera menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba. Rudal-rudal tersebut mengancam AS karena kemampuan merusaknya yang dapat menghancurkan sebuah kota besar dalam waktu singkat setelah diluncurkan. Pada tanggal 22 Oktober 1962, Kennedy muncul di muka publik dan menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Maka, dimulailah minggu-minggu yang dikenal dengan sebutan Krisis Rudal Kuba ini.
Negosiasi di antara dua musuh bebuyutan ini terjadi dengan alot karena kedua belah pihak merasa siap untuk berperang dan tidak mau mengurangi tuntutannya. Kapal-kapal perang Amerika mengepung Kuba untuk memaksakan sebuah "karantina" terhadap semua pelayaran milik kuba; pesawat-pesawat pengebom mencari posisi di Florida dan bersiaga menghadapi serangan udara. Untungnya, pada tanggal 28 Oktober 1962, Khruschev menyatakan bahwa Uni Soviet bersedia memindahkan nuklirnya asalkan AS berjanji tidak akan menyerbu Kuba.
3 : Perang Soviet-Afganistan
Perang Soviet-Afganistan merupakan masa sembilan tahun dimana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan Marxis-Lenin di Afganistan, yaitu Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, menghadapi mujahidin Afganistan yang ingin menggulingkan pemerintahan. Uni Soviet mendukung pemerintahan Afganistan, sementara para mujahidin mendapat dukungan dari banyak negara, antara lain Amerika Serikat dan Pakistan.
Pasukan Soviet pertama kali sampai di Afganistan pada tanggal 25 Desember 1979, dan penarikan pasukan terakhir terjadi pada tanggal 2 Februari 1989. Uni Soviet lalu mengumumkan bahwa semua pasukan mereka sudah ditarik dari Afganistan pada tanggal 15 Februari 1989. Karena banyaknya biaya dan kesia-siaan konflik ini, Perang Soviet-Afganistan sering disamakan sebagai Perang Vietnam-nya Uni Soviet. Perang ini memiliki dampak yang sangat besar, dan merupakan salah satu faktor leburnya Uni Soviet pada tahun 1991. Selengkapnya...
2 : Perang Korea
Perang Korea (25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953) adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.
Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan juga persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang, dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang. Selengkapnya...
1 : Perang Vietnam
Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yaitu Komunis dan Liberal. Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis.
Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak Utara. Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar. Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun pada akhirnya bersatu pada tahun 1976. Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam adalah Kim Phuc. Selengkapnya...
------------------||-------------------
Itulah tadi ke-7 ketegangan yg terjadi akibat dari perang dingin yg hampir saja menimbulkan dampak besar bagi dunia ini yaitu pecahnya perang nuklir versi Assant Magazine.
0 komentar: